Jane Chatrine Andredo adalah seorang gadis cantik dari desa Barat Laut yang berada di dalam wilayah kekuasaan kerajaan Black Diamond yang memiliki kelebihan yang unik, yaitu bisa mengendalikan iblis yang terlihat maupun yang tak terlihat oleh manusia. Ayahnya bernama Francis Andredo dan ibunya bernama Miriam Samara. Kehidupan warga desa sangat makmur dan damai. Hingga pada suatu hari sebuah musibah tak terduga menimpa desa mereka. Hampir semua hasil pertanian warga dicuri dan banyak penduduk yang meninggal secara misterius. Raja Xienrique Luis pemimpin kerajaan Black Diamond memerintahkan pengawal terbaiknya untuk melindungi desa namun sia-sia. Banyak pengawal bahkan menjadi korban. Para penduduk ketakutan. Suasana desa mencekam. Segala usaha dilakukan pihak kerjaan untuk memecahkan misteri kehilangan dan kematian gagal total. Hingga pada suatu hari Jane Chatrine meminta ijin kepada Sang Raja untuk menangkap pelaku misterius yang telah mencuri dan membunuh warga desa. Jane mulai menjalankan aksinya. Ia berhasil menangkap dan menawan pencuri sekaligus pembunuh misterius itu. Keesokan harinya betapa terkejutnya para pengawal dan penduduk desa melihat tawanan telah menghilang. Bukan hanya itu saja, Jane Christine Andredo juga ikut menghilang. Barat Laut disapu hujan badai. Desa kecil nan damai yang terletak di bawah kaki gunung yang biasanya masih ramai meskipun hari sudah malam kini mendadak menjadi sepi. Hujan telah reda sejak sore, namun angin masih bertiup kencang.
Brukkkk ! Sebuah pohon besar tumbang. Sepasang suami istri yang hendak tidur terkejut seketika. Miriam Samara, sang istri yang tengah hamil tua memegang perutnya. Francis Andredo suaminya segera mendekapnya.
"Tak mengapa sayang." Bisiknya di telinga sang istri.
"Perutku sakit kanda." Miriam Samara meringis menahan sakit. Tubuhnya bergetar hebat seketika.
"Dinda, sepertinya anak kita akan segera lahir. Bertahanlah." Kata Francis sambil menolong sang istri berbaring di atas ranjang. Angin bertiup semakin kencang. Tiba-tiba terdengar suara seperti suara lolongan serigala dari kejauhan. Francis mempertajam pendengarannya.
"Ada apa kanda?" Miriam bertanya setengah berbisik.
"Dinda, aku mendengar suara lolongan serigala. Apakah dinda juga mendengarnya?"
Miriam menggeleng.
"Aku tak mendengar apapun kanda." Jawab Miriam.
"Mungkin aku salah dengar. Sepertinya tidak masuk akal ada serigala yang masuk sampai ke desa kita ini. Mungkin hanya suara bambu bergesekan karena angin kencang." Francis mencoba meyakinkan dirinya.Hkhj jjjgg hjjh hjjg hjhg hhhg hhgg ggfgg hgghh ghhhh gggggh hhhhh hhhh hhhh hhhh hhh hhh hhh hhh hhhj gghh hjj hjjjjj jjjkk hhhgg hhhjk hhjjjg hhjjk ghj
Perutku sakit kanda." Miriam Samara meringis menahan sakit. Tubuhnya bergetar hebat seketika.
"Dinda, sepertinya anak kita akan segera lahir. Bertahanlah." Kata Francis sambil menolong sang istri berbaring di atas ranjang. Angin bertiup semakin kencang. Tiba-tiba terdengar suara seperti suara lolongan serigala dari kejauhan. Francis mempertajam pendengarannya.
"Ada apa kanda?" Miriam bertanya setengah berbisik.
"Dinda, aku mendengar suara lolongan serigala. Apakah dinda juga mendengarnya?"